Spiritualitas
Pendidikan di Pedalaman
Oleh
: Adrianus Yopiyanto
Pada dasarnya kata pendidikan adalah pembelajaran,
yakni pembelajaran yang memberikan sebuah pembelajaran yang mengacu pada
pengetahuan baik dari teori-teori, praktek-praktek yang di terapkan di dalam
kehidupan sehari-hari. Dari kecil, sejak usia bayi telah berlakunya pendidikan
dari orang tua, berupa mengajarkan anak untuk bisa mendengar dengan cara orang
tua memangggil nama diri dari bayi tersebut, mengajarkan bayi untuk bisa tepuk
tangan, mengajarkan bayi supaya bisa berbicara dan memanggil kedua orang tuanya
tersebut dengan panggilan “papa dan mama”. Pendidikan merupakan sarana untuk
memajukan manusia dari yang tidak tahu menjadi tahu dan tidak pandai menjadi pandai.
Dalam dunia pendidikan, yang paling berperan adalah seorang guru karena mereka
merupakan pahlawan tanpa jasa mereka inilah yang memberikan ilmu mereka. Berkat
seorang guru semua orang bisa menjadi sukses, dari presiden, para
mentri-mentri, pilot, dokter, dan lain sebagainya menjadi orang yang berguna
untuk bangsa dan negara.
Dalam dinamika pendidikan, penerapannya
memang sering adanya ketertinggalan antara penerapan pendidikan yang di kota
dan di kampung (pelosok/pedalaman). Dalam penerapan pendidikan di kota, tenaga
pendidikan, baik sarana dan prasarana semuanya memadai baik dari ruangan,
ruangan labolatorium, computer, dan buku-buku, peralatan yang menunjang dalam
kegiatan pendidikan. Sedangkan dari pendidikan di kampung (pelosok/ pedalaman)
masih banyak sekali membutuhkan sarana dan prasarana, baik itu buku-buku,
ruangan labolatorium, komputer dan yang masih dibutuhkan yakni tenaga pendidik
yang masih sedikit.
Dulunya
orang-orang tidak mengerti bahwa pendidikan, merupakan sangat berguna bagi
kehidupan sehari-hari yakni dalam mendapatkan peluang kerja baik menambah
wawasan dan mendapatkan teman-teman yang baru. Mereka beranggapan bahwa dengan
kegiatan berladang dan membantu orang tua mereka itu sudah cukup bagi mereka.
Anehnya pola pikir orang-orang zaman dahulu mereka beranggapan yang boleh
mendapatkan peluang untuk mendapatkan pendidikan yaitu anak-anak mereka yang
berjenis kelamin laki-laki, sedangkan bagi anak-anak mereka yang berjenis
kelamin perempuan, mereka tidak di prioritaskan untuk menempuh pendidikan yang
layak karena mereka dilatih untuk bisa membantu orang tua mereka dalam mengasuh
adik-adik mereka yang masih kecil dan membantu orang tua mereka untuk bisa
berladang, dan mereka diharapkan untuk bisa cepat-cepat menikah.
Di
zaman sekarang, dari pengalaman saya melihat buku-buku dan dari pengalaman yang
saya lihat, dari tahun 1980 sampai dengan sekarang, banyak sekali orang-orang
yang menempuh pendidikan dengan nekat, semangat dan penuh dengan perjuangan
sehingga melahirkan-melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan berpengaruh pada pendidikan sekarang, lewat
mereka, saya membuat artikel ini dengan bertemakan “Spiritualitas Pendidikan di
Pedalaman”, dari judul ini saya mau mengatakan bahwa dalam pendidikan itu tidak
menjamin pendidikan dari mana, dari daerah yang mana, baik dari kampung ke
kampung, kota ke kota, baik dia orang kaya maupun tidak, namun yang dilihat
adalah adanya roh, semangat yang mau mereka ambil dari semangat pendidikan yang
akan mereka capai. Spiritualitas yang mereka capai dari pendidikan di pedalaman
yakni :
1. Priotitas
dalam menempuh pendidikan
Di
lihat dari kata prioritas, prioritas adalah yang didahukan dan diutamakan,
dalam konsep ini orang-orang di pedalaman, beranggapan bahwa meskipun mereka
makan seadanya, rumah mereka seadanya, pakaian mereka tidak bisa membeli yang
baru, namun mereka memprioritaskan bahwa anak-anak mereka harus bisa menempuh
pendidikan dan bagaimanapun caranya anak mereka harus bisa menjadi orang yang
sukses dan bisa bekerja dan membanggakan kedua orang tuanya. Dalam konsep orang
tua dulu seperti ini, mendorong anak-anak mereka untuk semangat dan mempunyai
adanya spiritualitas dari dirinya sendiri untuk mendorong mereka lebih giat
dalam menempuh pendidikan mereka.
2. Mempunyai
modal nekat yang tinggi
Dalam
mempunyai modal nekat yang tinggi, yakni peserta didik dari pedalaman dilatih
oleh kedua orang tua mereka untuk mandiri. Mandiri dari bagaimanapun keadaan
mereka, meskipun mereka tidak mempunyai apa-apa baik, dari segi uang yang
banyak, mereka dilatih untuk bisa mandiri dalam proses pendidikan.
3. Tidak
pernah merasa malu dalam menempuh pendidikan
Tidak
merasa malu, bukan berarti untuk malu-maluin kalau dalam zaman bahasa sekarang,
yakni tidak pernah merasa malu, untuk bekerja dengan orang lain, baik jadi kuli
bangunan yang kerjanya mengakat bahan-bahan bangunan. Mereka juga banyak
menjual makanan-makanan ringan dalam bentuk kue yaitu goreng pisang, bakwan,
tempe dan tahu goreng. Dari ini mereka diajarkan untuk bisa, menciptakan
peluang usaha mereka dalam mencari uang saku mereka dalam kehidupan
sehari-hari.
Dari
ketiga poin diatas yang harus kita lihat, yaitu bagaimana adanya semangat
spiritualitas mereka dalam menempuh pendidikan, meskipun mempunyai banyak sekali
kekurangan dari segi sarana dan prasarana, namun itu tidak untuk membuat
semangat mereka menjadi pudar, bahkan semangat mereka tidak goyah meskipun
dalam kekurangan dalam mendapatkan pendidikan. Dari semangat spiritualitas ini,
mau memberikan kita semangat motivasi untuk kita, yaitu dalam menempuh
pendidikan meskipun di jaman sekarang banyak sekali fasilitas untuk mendapatkan
ilmu banyak sumber yang kita pelajari baik di dunia internet dan banyak
buku-buku, namun membuat kita untuk lebih semangat dengan semua yang ada, demi
mendapatkankan ilmu dengan mentalitas dari spiritualitas pendidikan di
pedalaman. Meskipun di zaman sekarang banyak orang yang bersikap tidak peduli
dengan pendidikan, padahal pendidikan merupakan sarana kita untuk bisa
menggapai masa depan yang cerah, masa depan yang baik, karena melalui
pendidikan kita bisa berdaya saing dengan orang dimasa Globalisasi sekarang
ini.
Tuhan Yesus Memberkati🙏🙏
ReplyDeletesingkatnya pendidikan dan agama kolaborasi ilmu yang apik, menambah pengetahuan + manusia yang berakal dan berbudidaya, termasuk ilmu ilmr pengetahuan yang lain,,,
ReplyDeletetetap semangat dan terus melangkah penulis
KEREN
ReplyDelete