Wednesday, May 6, 2020

Pendidikan di Pedalaman


Spiritualitas Pendidikan di Pedalaman
Oleh : Adrianus Yopiyanto

foto anak di pedalaman lagi sekolah di kampung

Pada dasarnya kata pendidikan adalah pembelajaran, yakni pembelajaran yang memberikan sebuah pembelajaran yang mengacu pada pengetahuan baik dari teori-teori, praktek-praktek yang di terapkan di dalam kehidupan sehari-hari. Dari kecil, sejak usia bayi telah berlakunya pendidikan dari orang tua, berupa mengajarkan anak untuk bisa mendengar dengan cara orang tua memangggil nama diri dari bayi tersebut, mengajarkan bayi untuk bisa tepuk tangan, mengajarkan bayi supaya bisa berbicara dan memanggil kedua orang tuanya tersebut dengan panggilan “papa dan mama”. Pendidikan merupakan sarana untuk memajukan manusia dari yang tidak tahu menjadi tahu dan tidak pandai menjadi pandai. Dalam dunia pendidikan, yang paling berperan adalah seorang guru karena mereka merupakan pahlawan tanpa jasa mereka inilah yang memberikan ilmu mereka. Berkat seorang guru semua orang bisa menjadi sukses, dari presiden, para mentri-mentri, pilot, dokter, dan lain sebagainya menjadi orang yang berguna untuk bangsa dan negara.
Dalam dinamika pendidikan, penerapannya memang sering adanya ketertinggalan antara penerapan pendidikan yang di kota dan di kampung (pelosok/pedalaman). Dalam penerapan pendidikan di kota, tenaga pendidikan, baik sarana dan prasarana semuanya memadai baik dari ruangan, ruangan labolatorium, computer, dan buku-buku, peralatan yang menunjang dalam kegiatan pendidikan. Sedangkan dari pendidikan di kampung (pelosok/ pedalaman) masih banyak sekali membutuhkan sarana dan prasarana, baik itu buku-buku, ruangan labolatorium, komputer dan yang masih dibutuhkan yakni tenaga pendidik yang masih sedikit.
Dulunya orang-orang tidak mengerti bahwa pendidikan, merupakan sangat berguna bagi kehidupan sehari-hari yakni dalam mendapatkan peluang kerja baik menambah wawasan dan mendapatkan teman-teman yang baru. Mereka beranggapan bahwa dengan kegiatan berladang dan membantu orang tua mereka itu sudah cukup bagi mereka. Anehnya pola pikir orang-orang zaman dahulu mereka beranggapan yang boleh mendapatkan peluang untuk mendapatkan pendidikan yaitu anak-anak mereka yang berjenis kelamin laki-laki, sedangkan bagi anak-anak mereka yang berjenis kelamin perempuan, mereka tidak di prioritaskan untuk menempuh pendidikan yang layak karena mereka dilatih untuk bisa membantu orang tua mereka dalam mengasuh adik-adik mereka yang masih kecil dan membantu orang tua mereka untuk bisa berladang, dan mereka diharapkan untuk bisa cepat-cepat menikah.
Di zaman sekarang, dari pengalaman saya melihat buku-buku dan dari pengalaman yang saya lihat, dari tahun 1980 sampai dengan sekarang, banyak sekali orang-orang yang menempuh pendidikan dengan nekat, semangat dan penuh dengan perjuangan sehingga melahirkan-melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan  berpengaruh pada pendidikan sekarang, lewat mereka, saya membuat artikel ini dengan bertemakan “Spiritualitas Pendidikan di Pedalaman”, dari judul ini saya mau mengatakan bahwa dalam pendidikan itu tidak menjamin pendidikan dari mana, dari daerah yang mana, baik dari kampung ke kampung, kota ke kota, baik dia orang kaya maupun tidak, namun yang dilihat adalah adanya roh, semangat yang mau mereka ambil dari semangat pendidikan yang akan mereka capai. Spiritualitas yang mereka capai dari pendidikan di pedalaman yakni :
1.      Priotitas dalam menempuh pendidikan
Di lihat dari kata prioritas, prioritas adalah yang didahukan dan diutamakan, dalam konsep ini orang-orang di pedalaman, beranggapan bahwa meskipun mereka makan seadanya, rumah mereka seadanya, pakaian mereka tidak bisa membeli yang baru, namun mereka memprioritaskan bahwa anak-anak mereka harus bisa menempuh pendidikan dan bagaimanapun caranya anak mereka harus bisa menjadi orang yang sukses dan bisa bekerja dan membanggakan kedua orang tuanya. Dalam konsep orang tua dulu seperti ini, mendorong anak-anak mereka untuk semangat dan mempunyai adanya spiritualitas dari dirinya sendiri untuk mendorong mereka lebih giat dalam menempuh pendidikan mereka.
2.      Mempunyai modal nekat yang tinggi
Dalam mempunyai modal nekat yang tinggi, yakni peserta didik dari pedalaman dilatih oleh kedua orang tua mereka untuk mandiri. Mandiri dari bagaimanapun keadaan mereka, meskipun mereka tidak mempunyai apa-apa baik, dari segi uang yang banyak, mereka dilatih untuk bisa mandiri dalam proses pendidikan.
3.      Tidak pernah merasa malu dalam menempuh pendidikan
Tidak merasa malu, bukan berarti untuk malu-maluin kalau dalam zaman bahasa sekarang, yakni tidak pernah merasa malu, untuk bekerja dengan orang lain, baik jadi kuli bangunan yang kerjanya mengakat bahan-bahan bangunan. Mereka juga banyak menjual makanan-makanan ringan dalam bentuk kue yaitu goreng pisang, bakwan, tempe dan tahu goreng. Dari ini mereka diajarkan untuk bisa, menciptakan peluang usaha mereka dalam mencari uang saku mereka dalam kehidupan sehari-hari.
Dari ketiga poin diatas yang harus kita lihat, yaitu bagaimana adanya semangat spiritualitas mereka dalam menempuh pendidikan, meskipun mempunyai banyak sekali kekurangan dari segi sarana dan prasarana, namun itu tidak untuk membuat semangat mereka menjadi pudar, bahkan semangat mereka tidak goyah meskipun dalam kekurangan dalam mendapatkan pendidikan. Dari semangat spiritualitas ini, mau memberikan kita semangat motivasi untuk kita, yaitu dalam menempuh pendidikan meskipun di jaman sekarang banyak sekali fasilitas untuk mendapatkan ilmu banyak sumber yang kita pelajari baik di dunia internet dan banyak buku-buku, namun membuat kita untuk lebih semangat dengan semua yang ada, demi mendapatkankan ilmu dengan mentalitas dari spiritualitas pendidikan di pedalaman. Meskipun di zaman sekarang banyak orang yang bersikap tidak peduli dengan pendidikan, padahal pendidikan merupakan sarana kita untuk bisa menggapai masa depan yang cerah, masa depan yang baik, karena melalui pendidikan kita bisa berdaya saing dengan orang dimasa Globalisasi sekarang ini.

3 comments:

  1. Tuhan Yesus Memberkati🙏🙏

    ReplyDelete
  2. singkatnya pendidikan dan agama kolaborasi ilmu yang apik, menambah pengetahuan + manusia yang berakal dan berbudidaya, termasuk ilmu ilmr pengetahuan yang lain,,,

    tetap semangat dan terus melangkah penulis

    ReplyDelete

Doa Pembukaan dan Penutup Pelajaran

 Doa Pembuka Pelajaran 1. Marsellius Danil 2. Kiki Wahyuni 3. Grifirly Ernata 4. Deva 5. Yupesius Marvin Doa Pembuka Pelajaran Allah Bapa ya...