Friday, May 22, 2020

Cerdik Seperti Ular Dan Tulus Seperti Merpati

Cerdik Seperti Ular Dan Tulus Seperti Merpati
Oleh : Adrianus Yopiyanto
Cerdik dan Tulus 123


Hallo teman-teman, apa kabar semua ?
Semoga teman-teman selalu sehat ya, dimanapun kalian berada, dan teman-teman ingat Yesus adalah sahabat bagi kita semua.


Teman-teman kali ini, ketika ingin membuat artikel saya terinspirasi dari kata Tuhan Yesus yang ada di Kitab Suci dari injil Matius 10:16 “Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati”. Dari injil Matius ini, pasti teman-teman sering membaca dan mendengar dari para Romo yang membacakan saat perayaan Misa Ekaristi pada hari Minggu. Jadi teman-teman saya akan memberikan pemahaman yang saya ketahui dan apa itu makna dari Tuhan Yesus yang mengatakan “cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati” karena menurut saya kalimat yang Tuhan Yesus berikan kepada kita sangat menarik untuk kita pahami, tentang apa itu “cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati”.

Teman-teman pasti penasarankan ?


Berikut teman-teman ulasanya :

·         Cerdik Seperti Ular
Teman-teman pasti sudah mengetahui dan melihat bagimana hewan ular tersebut. Teman-teman ular merupakan kelompok reptillia tidak berkaki dan bertumbuh panjang yang tersebar di dunia. Jika melihat ular, teman-teman pasti melihat bagaimana dia merayap dan uniknya hewan tersebut tidak pernah sama sekali membenturkan kepalanya entah itu kayu, pohon yang tumbang, batu dan sebagainya yang menghalangi jalannya. Ular tersebut akan cerdik, meliuk-liukan dirinya dan mencari celah untuk menuju tempat yang hendak ular tuju.

Nah teman-teman, demikian juga kita sebagai murid Tuhan Yesus, tentu kita tidak akan mau dengan mudah membenturkan diri kita yang jelas yang dimana menghalangi jalan kita. Kita tidak diminta untuk berfokus pada satu pintu tetapi kita diminta secara cerdik untu melihat kemungkinan-kemungkinan yang lain. Namun hal ini mengandaikan kita bahwa kita mempunyai tujuan. Setiap orang harus mempunyai tujuan karena kita dengan mempunyai tujuan yang jelas maka kita akan mengerti kemanakan arah yang akan kita tuju.


 ·         Tulus Seperti Merpati 
Teman-teman pasti sudah mengetahui dan melihat bagaimana hewan merpati tersebut. Merpati merupakan burung berbadan gempal dengan leher pendek dan paruh ramping pendek dengan cere berair. Teman-teman pasti pernah mendengar ungkapan dari “jinak-jinak burung merpati”, ini mau mengatakan bahwa meskipun burung merpati sangat jinak sekali, namun sangat sulit sekali untuk digapai dan di tangkap meskipin di sekitar kita bahkan dekat sekali dengan kita, tetapi buktikan saja kalau kita menangkap merpati dengan mudah.

Nah teman-teman, ini yang diminta oleh Tuhan Yesus kepada kita, kita boleh dengan bebas untuk bergaul dengan siapa saja, meskipun kita masuk di dalam kepribadian mereka namun kita jangan mudah untuk bisa ditahlukkan, jangan mudah untuk diberdaya, jangan mudah untuk dikalahkan. Dan hal ini mengandaikan bahwa kita kita memiliki komitmen yang kuat, kita memiliki prinsip yang jelas, dan kita memiliki kepercayaan yang sungguh mendalam tentang Yesus. Teman-teman menjadi murid Yesus kita tidak diminta untuk menyendiri terdadap untuk kelompok kita, tetapi kita diminta untuk tetap membaur kepada siapapun dan tetap mampu bersosialiasi dengan siapapun tetapi hendaklah kita mudah di berdaya dan ditahlukkan dan tidak mudah dikalahkan. Artinya dasar dan pondasi hidup kita harus jelas sebelum kita bersosialisasi terbuka dengan yang lain.

Nah teman-teman, semoga dengan uraian singat ini mengenai cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati semakin menyemangati kita menjadi murid Yesus sebagaimana yang Yesus sendiri diharapkan untuk kita..

Teman-teman nantikan tulisan saya berikutnya…
Tuhan Memberkati..



Wednesday, May 20, 2020

Persahabatan Baju Lelong


Persahabatan Baju Lelong
Oleh : Adrianus Yopiyanto
Persahabatan Baju Lelong 123



Hai sobat apa kabar ??

Semoga teman-teman selalu sehat ya, dimanapun kalian berada dan selalu dalam lindungan Tuhan. Semoga, teman-teman selalu untuk semangat ya.
Teman-teman kali ini saya akan membagikan sebuah cerita pengalaman saya, yaitu berupa pengalaman iman, yang akan saya refleksikan melalui sebuah cerita yang saya alami.
Nah… Teman-teman penasarankan bagaimana ceritanya ???

Mari scrool ke bawah teman-teman….

Pada waktu pagi itu, sekitar jam 7 waktu matahari mulai bersinar, saya duduk di teras rumah sambil menikmati secangkir kopi yang hangat dan dua keping ubi rebus buatan nenek saya. Sembari menikmati secangkir kopi hangat, saya melihat dua anak kecil sedang berjalan yaitu satu laki-laki dan satu perempuan. Mereka bercakap-cakap dan berbincang begitu hangat. Saya memantau mereka dan menyimak  percakapan mereka tersebut dari kejauhan, kemudian mereka duduk dan saling ngobrol.

“Bang, tau nggak kemarin ayah-ku membelikan ku baju” kata perempuan itu.
“Wah, enak dong dibelikan baju  ni..” Ujar laki-laki tersebut.
“Berapa harganya dek” ??? Laki-laki itu bertanya.
“ Kata bapak, kemarin cuma 30.000 Ribu Rupiah, tapi bapak belinya lelong” Kata Perempuan itu.
“ Hebat ya, baju adek model lelong” Kata laki-laki itu sambil kebingungan.
“ Iya bang, bajunya model lelong..” perempuan itu sambil memberikan sebuah jempol kepada laki-laki itu dengan mantap.
“Besok, abang mau mintakan bapak, belikan baju yang model lelong juga, biar kita sama-sama model lelong” Kata laki-laki tersebut sambil tersenyum.
Tidak lama kemudian, mereka berdua bergandengan tangan, sambil berlari kearah sungai yang tidak jauh dari tempat tersebut.
Saya tersenyum melihat percakapan mereka berdua yang menarik dan hangat..

Nah teman-teman, dari pengalaman sederhana saya ini melalui percakapan mereka merdua, saya melihat bahwa ternyata persahabatan itu tidak perlu mewah, persahabatan yang apa-adanya, tidak ada kecemburuan satu-sama lain. Berarti teman-teman persahabatan sejati itu adalah persahabatan yang sederhana, persahabatan yang penuh kasih antara satu sama lain..




Tuesday, May 19, 2020

Sajak Pandemi

Sajak Pandemi
Karya : Adrianus Yopiyanto




Terbangun seketika di pagi yang buta.
mataku terbuka, kulihat sebuah bayangan dari mimpi
Kurasakan kehampaan yang terpana seakan-akan jiwa ku meronta-ronta
Apakah ini kaca mata hitam, yang mau di cari penghuni bumi
Wahai Pecipta Alam Semesta,
Apakah bumi ini sudah tersakiti ?
Mengapa penghuni bumi ini menjadi saksi
Terbebani oleh Pandemi ini
Ooo Corona…
Siapakah engkau ?
Engkau menjadi penghambat semua
Membuat semua terdiam diri
Semoga Doa kita bersama-sama
Untuk bumi ini cepat pulih

Friday, May 8, 2020

Pengorbanan Si Bola Tua

Pengorbanan Si Bola Tua
Oleh : Adrianus Yopiyanto

Bola merupakan sebuah benda bulat yang dipakai sebagai alat olahraga atau permainan, di dalam lingkaran bola terisi dengan udara. Pada umumnya, bola digunakan untuk permainan. Bola merupakan salah satu yang banyak digemar hampir seluruh dunia. Kebanyakan kita menyadari bahwa bola hanya untuk dilakukan dalam kegiatan olahraga, seperti sepak bola, basket, volly takraw, tenis dan masih banyak lagi yang digunakan dalam permainan khusus nya olahraga.  Dari tulisan sederhana ini saya akan menuliskan inspirasi singkat dari sebuah bola dan lebih khusus dalam kegiatan sepak bola untuk bisa kita pelajari dan renungkan perjuangan dan sifat mengalah di dalam kehidupan kita sehari-hari. Teman-teman pasti jarang dan memahami perjuangan dari sebuah bola yang tidak kita sadari. Dari ide sederhana singkat saya, saya akan memaparkan beberapa kelebihan dan perjuangan dari sebuah bola yang di gunakan dalam sepak bola dan di balik kesederhanaan yang patut kita tiru didalam kehidupan sehari-hari :
Mari teman-teman kita simak, perjuangan dan kesederhanaan dari sebuah bola :
1.      Bola Tangguh
Teman-teman disini saya mengungkapkan bahwa sebuah bola merupakan yang sangat tangguh. Bola sangat kuat sekali, meskipun dalam pertandingan sepak bola, bola selalu di tendang baik dari kaki ke kaki, entah bola terkena rumput, tanah, dan hujan tetapi bola  tidak pernah mengeluh dan selalu menjadi bola yang tersakiti. Dalam hubunganya antara bola dengan kita manusia ini, mestinya kita bisa tangguh seperti bola, meskipun kita merasa disakiti oleh banyak orang namun tetap untuk tangguh di dalam pendiriannya.
2.       Bola Sebagai Penyeimbang
Teman-teman pasti mengerti bahwa dalam sepak bola, bola digunakan untuk pertandingan sepak bola sebagai pertandingan untuk kedua tim yang bertanding. Meskipun di dalam pertandingan sepak bola, bola selalu di perebutkan untuk mencari siapa yang menang dan kalah. Teman-teman bola merupakan salah satu penyeimbang karena bola menjadi menjadi penyeimbang di dalam kedua tim sepak bola. Dari penyeimbang ini patut kita contohi karena terkadang kita menjadi penyeimbang terkadang di dalam kehidupan ini kita tidak mau untuk untuk mengalah karena kita selalu untuk menang. Nah, teman-teman kita harus bisa seperti bola karena menjadi penyeimbang merupakan salah satu yang baik.
3.      Tidak Pernah di Pandang
Teman-teman percaya atau tidak percayanya, jika salah satu tim sepak bola menjuara suatu pertandingan, maka yang dipandang adalah tim kesebelasan tersebut. Bola hanya sebuah benda, yang bisa membuat pemain, pelatih, dan tim menjadi terkenal dan terpandang. Oleh karena itu, kita harus bisa menjadi figur seperti bola, kita bisa berkarya untuk orang lain, jika ada orang lain yang sukses karena  kita, maka kita telah bangga meskipun tidak di pandang.

Jadi teman-teman sebuah bola merupakan benda yang selalu merasa tersakiti, di sepak, kena tanah, rumput, bahkan lumpur. Namun di balik itu, ada sebuah nilai-nilai yang positif yang bisa kita ambil untuk kehidupan kita sehari-hari. Semoga kita bisa mengambil nilai-nilai positif dari bola ya teman-teman.

Sampai disini dulu tulisan saya ini, semoga bisa mengambil nilai-nilai positif dari sebuah bola. Teman-teman jangan lupa komentar ya, apakah tulisan ini sudah baik dari tulisan maupun isinya.
Sampai jumpa di tulisan berikutnya. Tuhan memberkati.


Wednesday, May 6, 2020

Pendidikan di Pedalaman


Spiritualitas Pendidikan di Pedalaman
Oleh : Adrianus Yopiyanto

foto anak di pedalaman lagi sekolah di kampung

Pada dasarnya kata pendidikan adalah pembelajaran, yakni pembelajaran yang memberikan sebuah pembelajaran yang mengacu pada pengetahuan baik dari teori-teori, praktek-praktek yang di terapkan di dalam kehidupan sehari-hari. Dari kecil, sejak usia bayi telah berlakunya pendidikan dari orang tua, berupa mengajarkan anak untuk bisa mendengar dengan cara orang tua memangggil nama diri dari bayi tersebut, mengajarkan bayi untuk bisa tepuk tangan, mengajarkan bayi supaya bisa berbicara dan memanggil kedua orang tuanya tersebut dengan panggilan “papa dan mama”. Pendidikan merupakan sarana untuk memajukan manusia dari yang tidak tahu menjadi tahu dan tidak pandai menjadi pandai. Dalam dunia pendidikan, yang paling berperan adalah seorang guru karena mereka merupakan pahlawan tanpa jasa mereka inilah yang memberikan ilmu mereka. Berkat seorang guru semua orang bisa menjadi sukses, dari presiden, para mentri-mentri, pilot, dokter, dan lain sebagainya menjadi orang yang berguna untuk bangsa dan negara.
Dalam dinamika pendidikan, penerapannya memang sering adanya ketertinggalan antara penerapan pendidikan yang di kota dan di kampung (pelosok/pedalaman). Dalam penerapan pendidikan di kota, tenaga pendidikan, baik sarana dan prasarana semuanya memadai baik dari ruangan, ruangan labolatorium, computer, dan buku-buku, peralatan yang menunjang dalam kegiatan pendidikan. Sedangkan dari pendidikan di kampung (pelosok/ pedalaman) masih banyak sekali membutuhkan sarana dan prasarana, baik itu buku-buku, ruangan labolatorium, komputer dan yang masih dibutuhkan yakni tenaga pendidik yang masih sedikit.
Dulunya orang-orang tidak mengerti bahwa pendidikan, merupakan sangat berguna bagi kehidupan sehari-hari yakni dalam mendapatkan peluang kerja baik menambah wawasan dan mendapatkan teman-teman yang baru. Mereka beranggapan bahwa dengan kegiatan berladang dan membantu orang tua mereka itu sudah cukup bagi mereka. Anehnya pola pikir orang-orang zaman dahulu mereka beranggapan yang boleh mendapatkan peluang untuk mendapatkan pendidikan yaitu anak-anak mereka yang berjenis kelamin laki-laki, sedangkan bagi anak-anak mereka yang berjenis kelamin perempuan, mereka tidak di prioritaskan untuk menempuh pendidikan yang layak karena mereka dilatih untuk bisa membantu orang tua mereka dalam mengasuh adik-adik mereka yang masih kecil dan membantu orang tua mereka untuk bisa berladang, dan mereka diharapkan untuk bisa cepat-cepat menikah.
Di zaman sekarang, dari pengalaman saya melihat buku-buku dan dari pengalaman yang saya lihat, dari tahun 1980 sampai dengan sekarang, banyak sekali orang-orang yang menempuh pendidikan dengan nekat, semangat dan penuh dengan perjuangan sehingga melahirkan-melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan  berpengaruh pada pendidikan sekarang, lewat mereka, saya membuat artikel ini dengan bertemakan “Spiritualitas Pendidikan di Pedalaman”, dari judul ini saya mau mengatakan bahwa dalam pendidikan itu tidak menjamin pendidikan dari mana, dari daerah yang mana, baik dari kampung ke kampung, kota ke kota, baik dia orang kaya maupun tidak, namun yang dilihat adalah adanya roh, semangat yang mau mereka ambil dari semangat pendidikan yang akan mereka capai. Spiritualitas yang mereka capai dari pendidikan di pedalaman yakni :
1.      Priotitas dalam menempuh pendidikan
Di lihat dari kata prioritas, prioritas adalah yang didahukan dan diutamakan, dalam konsep ini orang-orang di pedalaman, beranggapan bahwa meskipun mereka makan seadanya, rumah mereka seadanya, pakaian mereka tidak bisa membeli yang baru, namun mereka memprioritaskan bahwa anak-anak mereka harus bisa menempuh pendidikan dan bagaimanapun caranya anak mereka harus bisa menjadi orang yang sukses dan bisa bekerja dan membanggakan kedua orang tuanya. Dalam konsep orang tua dulu seperti ini, mendorong anak-anak mereka untuk semangat dan mempunyai adanya spiritualitas dari dirinya sendiri untuk mendorong mereka lebih giat dalam menempuh pendidikan mereka.
2.      Mempunyai modal nekat yang tinggi
Dalam mempunyai modal nekat yang tinggi, yakni peserta didik dari pedalaman dilatih oleh kedua orang tua mereka untuk mandiri. Mandiri dari bagaimanapun keadaan mereka, meskipun mereka tidak mempunyai apa-apa baik, dari segi uang yang banyak, mereka dilatih untuk bisa mandiri dalam proses pendidikan.
3.      Tidak pernah merasa malu dalam menempuh pendidikan
Tidak merasa malu, bukan berarti untuk malu-maluin kalau dalam zaman bahasa sekarang, yakni tidak pernah merasa malu, untuk bekerja dengan orang lain, baik jadi kuli bangunan yang kerjanya mengakat bahan-bahan bangunan. Mereka juga banyak menjual makanan-makanan ringan dalam bentuk kue yaitu goreng pisang, bakwan, tempe dan tahu goreng. Dari ini mereka diajarkan untuk bisa, menciptakan peluang usaha mereka dalam mencari uang saku mereka dalam kehidupan sehari-hari.
Dari ketiga poin diatas yang harus kita lihat, yaitu bagaimana adanya semangat spiritualitas mereka dalam menempuh pendidikan, meskipun mempunyai banyak sekali kekurangan dari segi sarana dan prasarana, namun itu tidak untuk membuat semangat mereka menjadi pudar, bahkan semangat mereka tidak goyah meskipun dalam kekurangan dalam mendapatkan pendidikan. Dari semangat spiritualitas ini, mau memberikan kita semangat motivasi untuk kita, yaitu dalam menempuh pendidikan meskipun di jaman sekarang banyak sekali fasilitas untuk mendapatkan ilmu banyak sumber yang kita pelajari baik di dunia internet dan banyak buku-buku, namun membuat kita untuk lebih semangat dengan semua yang ada, demi mendapatkankan ilmu dengan mentalitas dari spiritualitas pendidikan di pedalaman. Meskipun di zaman sekarang banyak orang yang bersikap tidak peduli dengan pendidikan, padahal pendidikan merupakan sarana kita untuk bisa menggapai masa depan yang cerah, masa depan yang baik, karena melalui pendidikan kita bisa berdaya saing dengan orang dimasa Globalisasi sekarang ini.

Minggu Palma "Peringatan akan kedatangan Yesus Kristus"

 Minggu Palma  "Peringatan akan kedatangan Yesus Kristus" Hallo semua apa kabar?? Semoga selalu sehat dimanapun berada, semoga Tuh...